Halo, surat cinta pertama ini untukmu yang sedang duduk sendirian di perpustakaan mencari sunyi.
Aku sering menengokmu, setiap hari, setiap saat. Kamu masih sering menghabiskan waktu sendirian, entah apa yang kamu kerjakan. Sering di kamar -tempat favoritmu itu-, membaca novel-novel yang hanya diam walaupun kamu baca perlahan dan sedikit-sedikit. Sering hanya merebahkan badan sambil mendengarkan musik, lalu berlanjut ketiduran sampai menjelang magrib.
Banyak yang bertanya tentang sunyimu, sepimu. Apa yang kamu cari waktu kamu sendirian?
Kamu bilang itu terapi. Aku tidak mengerti, sama seperti orang-orang yang bertanya tadi.
Dua tahun yang lalu, kamu pernah datang kepadaku jatuh ambruk karena sakit. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain memelukmu dan mendengarkan sesenggukan tangismu. Makin lama makin kencang, tapi aku hanya diam menunggu. Berkali-kali seperti itu. Aku menepuk perlahan punggungmu, kita sama-sama tahu siapa pemilik tangismu ini. Tiba-tiba aku punya keberanian luar biasa dan bicara ngawur, "Menangis saja, sesukamu, jangan pikirkan siapa-siapa lagi karena sekarang ada aku yang memberi pukpuk buatmu. Bukan lagi orang itu...". Aku tidak tahu bagian mana yang ajaib dari kata-kataku barusan sehingga tangismu terhenti. Tapi ternyata ada lain lagi yang lebih memedihkan, kamu menatapku seperti minta tolong.
Kali ini ganti aku yang memohon untuk tidak ditatap seperti itu. Kamu kemudian tertawa samar sambil mengusap air mata, lalu tanpa kusangka senyummu timbul perlahan. Uluran tanganku kamu sambut dengan suka cita sepenuh hati, sepenuh senyummu sekarang ini.
Aku sering menengokmu, setiap hari, setiap saat.
Kamu masih sering menghabiskan waktu sendirian.
Tunggu, ada yang berbeda dari sendirimu kali ini. Kamu lebih cerah? Matamu kembali berbinar. Rasanya aku ingin menghambur berlari kepadamu, memeluk dan menangis bersama lagi. Tapi kali ini dengan bahagia yang tanpa ada putus-putusnya.
Aku pingin bilang terima kasih, karena telah bersedia menerima uluran tanganku, bersedia kembali berharap untuk menjalani hari-hari besok yang ternyata penuh dengan kejutan.
Dari sahabatmu,
Aku, si harapan.
bagusssss,
ReplyDeleteterus menulis yaaa
-ikavuje
Hihihi makasih kak!
DeleteBaru mampir udah suka sama tulisannya :)
ReplyDeletewww.fikrimaulanaa.com
Sering-sering mampir kalo gitu ;)
Delete