Di wajah mempelai pria waktu melihat wanitanya dirias.
Di wajah kakakku ketika menggendong anak perempuannya.
Di wajah kakek yang mesra menggandeng nenek.
Mendadak, hadir di kondangan tadi terasa menjadi pilihan yang tidak
sepenuhnya salah. Aku melihatmu di mana-mana. Pertama pada wajah
mempelai pria ketika memandangi wanitanya dirias. Kamu di sana sedang
duduk, wajahmu hanya memandangku lekat, bibirmu diam namun aku bisa
melihatmu berseri-seri. Wajahmu bersemu.
Kakakku saat itu sedang menggendong anak perempuannya. Lalu aku
melihat kamu. Rambutmu yang biasanya kurang rapih dikuncir kuda,
berpadu dengan blangkon gaya solo dan beskap hitam. Suka sekali. Tangan
kirimu repot menggendong anak perempuan kita yang berebut ingin es krim
di tangan kananmu. Aku hanya memandangmu dari jauh, tidak jadi
menghampiri karena takut momen itu terhenti.
Atau saat aku mengamati sepasang kakek-nenek dengan setelan kembar.
Tangan kakek menggamit mesra si nenek. Kamu begitu menarik dengan batik
lengan panjang dan aku dengan sanggul tinggi. Lalu kita berbisik-bisik
membicarakan wanita di seberang yang berdandan menor. Kita tidak terlalu
memperhatikan mc berbicara, atau mempelai yang sedang berbahagia, atau wedding band yang sedang bernyanyi di pojokan sana.
Aku melihat kita berdua menua bersama tadi siang.
No comments:
Post a Comment