Home

Thursday, December 21, 2017

Kepada: Sosaku Kobayashi dan Rocky

     Ada rasa yang tertinggal ketika selesai membaca Totto-chan. Ketika membaca bagian Mama dan Totto, aku ikut merasakan kebingungan Mama menghadapi anaknya yang 'berbeda'. Ketika membaca bagian Pak Kobayashi dan Totto, aku bisa melihat anak-anak dengan lebih mudah dan sederhana. Dan ketika membaca keseluruhan, aku menjadi anak-anak lagi.
    Yang baru aku sadari setelah baca Totto-chan kedua kalinya adalah: buku ini tentang Sosaku Kobayashi dan, hm mungkin aku bisa bilang, parenting ala gabungan Eropa dan Jepang. Buku ini sangat sangat heart-warming. Terutama cerita bagian pita rambut pemberian bibi dan Rocky yang menggigit telinga Totto sampai berdarah.
        Pak Kobayashi, yang notabene hanya seorang kepala sekolah Tomoe, bisa menjadi teman dekat bagi murid-muridnya. Ia rela keluar masuk toko pernak-pernik anak perempuan hanya untuk menghilangkan rasa iri salah satu muridnya pada Totto. Atau memberi pinjaman uang pada Totto untuk membeli potongan kulit kayu kesehatan, dengan syarat ia dibolehkan untuk mencicipi sedikit. Ia menganggap enteng saat Totto membongkar saluran kotoran demi mencari dompet kesayangannya yang terjatuh. Pak Kobayashi hanya bilang, "Nanti kau akan mengembalikannya seperti semula kan?" Pak Kobayashi begitu mudah menghadapi anak-anak. Begitu sederhana, dan hangat.
     Anjing gembala Jerman bernama Rocky, mengingatkanku pada kucing bandelku, Emen. Rocky dan Totto sahabat dekat, sampai-sampai Totto tidak menangis ketika telinganya digigit Rocky saat bermain-main. Ia tidak rela Rocky dimarahi. Hingga suatu ketika Totto menangis sejadinya waktu Rocky hilang dan tidak pernah kembali.
   Rasanya aku sedang duduk di taman melihat Totto berjalan perlahan dengan Rocky di sampingnya, semilir angin hangat musim semi menyentuhku dan guguran bunga sakura berwarna merah muda. Terima kasih Pak Kobayashi! Juga Rocky yang setia. 

No comments:

Post a Comment